Halaman

Senin, 12 Oktober 2015

10 Besar Perusahaan Internet yang Terpuruk

 Pada awalnya, perusahan-perusahaan di bawah ini diprediksi memiliki masa depan yang cerah. Namun kini, kondisi perusahaan-perusahaan itu cukup mengkhawatirkan.

1. Last.FM
Stasiun radio online ini diprediksi sebagai masa depan radio. Sayangnya, perusahaan ini gagal secara finansial. Last.fm masih beroperasi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris. Namun mendengarkan siarannya via aplikasi desktop kini dikenakan biaya.
2. Yahoo!
Pelopor Internet, Yahoo!, sudah “sakit” selama bertahun-tahun. Para analis berharap, mantan Wakil Presiden Google yang kini menjadi CEO Yahoo! bisa menembawa perubahan positif. Pada kuartal ketiga tahun 2012, pendapatan Yahoo! mengalami stagnasi dari tahun sebelumnya. Selama empat tahun terakhir, Yahoo! menujukkan pertumbuhan pendapatan negatif.
3. Napster
Pada masa jayanya di akhir tahun 90-an, Napster menjadi platform berbagi musik yang revolusioner. Lalu lintas pengiriman data melalui jaringan peer-to-peer Napster sangat besar. Karena Napster digunakan untuk men-download musik secara ilegal, layanan ini akahirnya ditutup. Tujuan Napster untuk mengubah model pasar musik legal akhirnya tidak pernah tercapai.
4. MySpace
Antara tahun 2005 sampai 2008, MySpace menjadi jejaring sosial yang paling banyak dikunjungi penggunanya. Pada tahun 2009, Pengguna MySpace masih tercatat sekitar 270 juta. Namun jumlahnya menyusut menjadi hanya 33 juta pada tahun 2012. Pada tahun 2005, MySpace dibeli oleh News Corporation dengan nilai US$580 juta dan dijual kembali pada tahun 2011 dengan nilai US$35 juta.
5. Zalando
Penjual online membangun pusat gudang baru, Zalando, dengan biaya US$221,6 juta. Tak lama kemudian, perusahaan ini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2010, Zalando mencatat kerugian sebesar US$26,59 juta. Untuk tahun 2012, perusahaan ini ditargetkan meraih pendapatan US$1,3 miliar namun datanya belum tersedia.
6. Second Life
Di Second Life, pengguna bisa membuat avatarnya sendiri. Perusahaan yang dulu dikenal karena bisa mengakomodasi alter ego digital penggunanya, kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan karena software-nya yang kurang stabil dan kasus kriminal berupa pornografi anak. Dunia artifisial ini juga sedang berjuang menghadapi penurunan jumlah pengguna, dari 1,7 jutadi tahun 2007 menjadi hanya 1 juta di tahun 2012.
7. VZ Networks
Pesaing Facebook di Jerman, studiVZ (target pengguna: mahasiswa), didirikan pada tahun 2005. Tak lama setelahnya, schüVZ (target pengguna: mahasiswa) dan meinVZ (tanpa target pengguna spesifik) diperkenalkan sebagai layanan tambahan. Ketika Facebook semakin populer di Jerman, pengguna VZ semakin menyusut, dari lebih dari 360 juta pada bulan November 2010 menjadi 25 juta pada November 2012.
8. Groupon
Bagi Groupon, kini hanya ada kabar buruk. Pada awal tahun 2012, Komisi Sekuritas dan Bursa menemukan penyimpangan dalam pembukuan Groupon yang disusul dengan kerugian sebesar US$350 juta. Groupon juga dikabarkan memarahi mitra bisnisnya.
9. Zynga
Zynga adalah perusahaan dengan jumlah programer terbesar sekaligus operator mini-game terbesar untuk jejaring sosial Facebook. Game populer seperti Farmville dan Mafia Wars tidak mampu menghasilkan keuntungan besar. Pada Oktober 2012, Zynga melakukan pengurangan karyawan sebanyak 5%.
10. Instagram
Sebuah posting di blog Instagram memancing kemarahan pengguna. Layanan photo sharing dalam terms and conditions-nya menyebutkan bahwa mereka berhak menjual foto-foto yang di-upload penggunanya kepada pihak ketiga. Instagram sudah menghapus kalimat yang mengundang kontroversi itu dari blognya. “Semua hanya salah faham,” dalih mereka.

Sumber:
http://chip.co.id/news/corporate-web_internet-from_the_magazine/6065/ini_10_besar_perusahaan_internet_yang_terpuruk_versi_chip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar