Pendahuluan
Nasi goreng merupakan salah satu makanan favorit yang paling
banyak digemari oleh masyarakat indonesia, selain rasanya yang enak, harganya
yang murah pun menjadi alasan memilih makanan tersebut. Nasi goreng dapat
disebut sebagai makanan rumahan, namun seiring berkembangnya zaman dan
perkembangan kuliner, kini makanan khas itu tidak lagi di pandang sebagai
makanan rumahan namun lebih dari itu. Saat ini, banyak sekali penjual nasi
goreng yang bisa kita temui, baik di pedagang kaki maupun di rumah makan atau resto.
Hal itu menandakan bahwa ada peluang usaha nasi goreng terbaru. Karena
nasi goreng kini masuk sebagai menu wajib di beberapa resto.
Teori
Pengertian Utilitarianisme
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Utilitarianisme
adalah suatu paham yang menilai baik atau buruknya suatu tindakan tindakan
berdasarkan manfaat atau kegunaan dari tindakan tersebut, dan siapa saja yang
menerima manfaat tersebut. Paham ini menyatakan bahwa suatu tindakan pada
umumnya termasuk kegiatan bisnis dikatakan “baik” jika tindakan tersebut bisa
memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat ketimbang kerugian yang
diberikannya. Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan
oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill.
Dalam
dunia ekonomi, teori ini cocok dengan pemikiran ekonomi, karena paham ini bisa
menghitung manfaat seperti saat menghitung keuntungan dan kerugian yang
dihasilkan dari kegiatan tersebut. Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam
:
1.
Utilitarianisme Tindakan (Act
Utilitarianism)
Secara dasar
Utilitarianisme Tindakan dapat dirumuskan bahwa setiap manusia harus sering
malkukan perbuatan yang bermanfaat sehingga setiap tindakannya menghasilkan
akibat-akibat yang baik di dunia daripada akibat buruknya. Bagi penganut aliran
ini, pertanyaan pokok yang perlu diajukan dalam mempertimbangkan suatu tindakan
tertentu adalah: "Apakah tindakanku yang tertentu ini, pada situasi
seperti ini, kalau memperhatikan semua pihak yang tersangkut, akan membawa
akibat baik yang lebih besar daripada akibat buruknya?" Bagi Utilitarianisme
Tindakan tidak ada peraturan umum yang dengan sendirinya berlaku; setiap
tindakan mesti dipertimbangkan akibatnya.
2.
Utilitarianisme Aturan (Rule
Utilitarianism)
Untuk mengatasi
kelemahan Utilitarianisme Tindakan, maka kemudian dikembangkanlah macam etika
Utilitarian yang kedua, yakni Utilitarianisme Peraturan. Dalam teori ini, yang
dipermasalahkan bukan lagi akibat baik dan buruk dari masing-masing tindakan
sendiri, melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan itu. Karena
meskipun orang tersebut melakukan perbuatan yang baik tetapi berdasarkan
peraturan yang salah, maka orang tersebut tetap dianggap telah melakukan
perbuatan yang salah.
Menurut
Weiss terdapat tiga konsep dasar mengenai utilitarianisme sebagai berikut :
Ø Suatu
tindakan atau perbuatan adalah benar jika tindakan itu memberikan hal terbaik
untuk banyak orang yang dipengaruhi oleh tindakan atau perbuatan atau
pengambilan keputusan.
Ø Suatu
tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan adalah benar jika terdapat
manfaat terbaik atas biaya – biaya yang dikeluarkan, dibandingkan manfaat dari
semua kemungkinan alternatif yang pilihan yang dipertimbangkan.
Ø Suatu
tindakan atau perbuatan adalah benar jika tindakan atau perbuatan itu secara
tepat mampu memberi manfaat, baik langsung ataupun tidak langsung, untuk masa
depan pada setiap orang dan jika manfaat tersebut lebih besar daripada biaya
dan manfaat alternatif yang ada.
Utilitarianisme
memiliki beberapa keuntungan yang positif, salah satunya rasional, karena
segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
selalu dianggap rasional. Begitu juga dengan ketika menentukan baik
buruknya perbuatan berdasarkan teori utilitarianisme. Meskipun perbuatan
tersebut menguntungkan beberapa pihak, tetapi tetap dianggap buruk karena malah
merugikan orang banyak, yang dimana hal tersebut tidak dianggap rasional.
Selain
itu juga utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral,
sehingga pelaku bisa bekajar mana yang baik dan mana yang buruk dalam
memberikan manfaat kepada orang banyak. Utilitarianisme juga bersifat
universalitas, yang berarti bahwa paham ini berlaku bagi siapa saja dan dimana
saja.
Deontologi
Deontologi
dalam bahasa Yunani “deon” berarti kewajiban. Teori Deontologi merupakan teori
etika yang menyatakan bahwa suatu perbuatan seseorang ditentukan oleh kewajiban
yang dimiliki seseorang untuk menaati norma sosial yang berlaku. Baik buruknya
perbuatan orang tersebut tidak ditentukan oleh
apakah ketaatan tersebut memberikan hasil yang menguntungkan atau tidak.
Istilah Deontologi pertama kali digunakan oleh filsuf asal Jerman, Immanuel
Kant. Deontologi berlawanan dengan teori teleologi, yang malah lebih
mengutamakan maksud dari suatu perbuatan, serta paham pragmatis, konsekualisme
dan etika kebijakan.
Analisis Biaya Manfaat (Cost and
Benefit Analysis)
Analisa
ini digunakan untuk membandingkan biaya yang akan dikeluarkan oleh pelaksana
bisnis atas suatu usaha/bisnis dengan kerugian yang akan diderita oleh
masyarakat akibat bisnis tersebut, serta juga membandingkan keuntungan yang diterima
oleh perusahaan dengan manfaat yang dinikmati oleh orang-orang sekitar.
Seperti
yang kita ketahui bahwa tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba dalam
kondisi apapun. Menurut paham Deontologi, perusahaan dianggap bertindak baik
apabila telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang telah disusun
berdasarkan tujuannya. Tetapi apakah kewajiban tersebut memberikan manfaat bagi
orang banyak? Belum tentu, karena tujuan perusahaan belum tentu searah dengan
kepentingan orang banyak. Karena itulah, dalam menentukan tujuan perusahaan,
sebaiknya disusun juga tujuan moral, bukan hanya tujuan finansial. Karena
dengan disusunnya tujuan moral ini, maka kegiatan perusahaan yang dilaksanakan
akan searah dengan kepentingan orang banyak dan akan memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Salah satu cara untuk menyusun tujuan moral
ini adalah dengan mengandalkan paham utilitarianisme sebagai dasar dalam
menyusun tujuan perusahaan, kerana paham utilitarianisme bersifat rasional,
yang berarti tujuan moral perusahaan juga akan diterima oleh semua pihak karena
bisa diterima oleh akal sehat manusia.
Dalam
membuat kebijaksanaan bisnis, perlu dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
berikut agar tidak merugikan orang banyak
Mengumpulkan
dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis
sebanyak-banyaknya.
Setelah
alternatif-alternatif dikumpulkan, pilihlah alternatif yang memberikan manfaat
yang terbesar terhadap masyarakat.
Instrumen untuk menghitung keuntungan dan
kerugian bisa menggunakan analisis neraca, dan kebijakan tersebut harus
dipertimbangkan dalam jangka panjang.
Analisis
Menurut
saya dengan adanya usaha Nasi goreng yang berada di lingkungan tempat saya
tinggal ini sangat membantu masyarakat lingkungan sekitar, karena berada di
lingkungan kosan, sehingga sangat ramai anak kosan yg makan di tempat ini.
Walau
terbilang usaha kecil namun usaha nasi goreng ini sangat membantu dan bermanfaat
bagi mereka yang menjadi pelanggan tetap karena dibalik kesibukan mereka yg
tidak sempat masak, mereka dapat menikmati makanan yang enak dan murah sesuai
dengan kantong konsumen.
Referensi